Senin, 13 Mei 2013

Dari rangkuman yang pernah saya baca

Apa itu Anarkisme serta hubungannya dengan Punk
diseluruh penjuru dunia. Kegagalan para politisi dalam
“politik jual - beli” meyakinkan sebuah kontra kultur
akan ide bahwa kita semua akan jauh lebih baik hidup
tanpa vampir-vampir ini. “Semua pemerintahan
tidaklah diinginkan dan tidak perlu, tidak ada
pelayanan yang dapat disediakan pemerintahan yang
tidak dapat disediakan oleh suatu komunitas secara
swadaya. Kita tidak perlu disuruh - suruh melakukan
sesuatu atau diberitahu bagaimana menghidupi hidup
kita apalagi dibebani oleh pajak, aturan, regulasi -
regulasi serta tuntutan - tuntutan akan hasil kerja
kita” (Profane Existence(PE) #5,Agustus 1990 hal
38,Ayf)
Ketika harus memilih diantara ideologi politik : Punk
cenderung Anarkis. Hal ini tidak mengesampingkan
fakta masih ada punk yang tidak membaca sejarah dan
terus mempromosikan tetap berlanjutnya bentuk-
bentuk kapitalisme atau komunisme berjalan dimuka
bumi ini. Tetapi dapat dikatakan hampir semua Punk
percaya akan prinsip Anarkis untuk sama sekali tidak
menggunakan pemerintahan resmi atau pengatur serta
menghargai kebebasan dan tanggung jawab individu
(siapa yang tidak). Profane Existence(berikutnya
ditulis PE) merupakan fanzine Anarkis Punk terbesar
di Amerika Serikat yang didalamnya berisi reportase
politik maupun musik dari perspektif Anarkis. Isi
majalah ini banyak memuat periodikal yang ditujukan
bagi pembaca-pembaca yang secara intelektual mulai
berkembang menjadi aktivis dan mulai meninggalkan
sisi musikal gerakan Punk ke format politik.
Sebelumnya perlu diketahui Scene di Eropa banyak
memiliki fanzine-fanzine dan band-band Anarkis
karena sejarah punk disana lebih aktif dibandingkan
rekan-rekan mereka di Amerika serikat. Para pembuat
dan editor-editor fanzine ini terinspirasi oleh
gelombang ke 2 Punk di Eropa (1980 - 1984) yang
sangat berorientasi politis. Band-band seperti CRASS,
CONFLICT dan DISCHARGE di Inggris, THE EX dan
BGK di Belanda serta MDC dan DEAD KENNEDY di
Amerika Serikat merubah Punk dari berandalan Rock N
Roll menjadi para pemberontak yang berfikir.
Semangat ini diwariskan sekarang oleh jutaan band-
band yang memainkan berbagai ragam spektrum
musikal Punk. Los Crudos yang menjerit didepan wajah
para penindas dengan lirik-lirik eksplisit bagi
kesadaran kelas serta Propagandhi yang menemukan
tempatnya dalam irama pop Punk yang gampang
disenandungkan, ini semua menghasilkan ribuan anak-
anak muda diseluruh dunia dengan bangga menyebut
diri mereka “Anarkis” dan mulai secara sehat
menunjukkan ketidaksukaan akan rezim- rezim
pemerintahan yang ada diseluruh dunia.
“Pada perkembangan awal apa yang disebut peradaban
ada segelintir orang yang menyadari jika mereka
dapat hidup dengan mudah dan menjadi kaya dengan
membuat orang lain bekerja bagi mereka, Orang-orang
ini menggunakan tipuan bahkan kekerasan untuk
menginstitusi diri mereka sebagai ketua, orang suci,
raja atau pendeta. Dengan menggunakan ancaman dan
tahayul mereka membuat orang - orang lain patuh,
dimana orang-orang ini selalu menjadi subjek dari
orang-orang yang menemukan cara tersebut dan
kemudian menjadi penguasa- penguasa baru atas nama
reformasi yang tidak akan pernah menghasilkan
perubahan apa-apa karena tetap mempertahankan
adanya pemerintah”(PE des 1989, hal 19, Felix “sejarah
singkat Anarkisme oleh Prof. Felix”).
Punk telah beralih pada Anarkisme sebagai alternatif
bagi sistem dunia yang eksis sekarang ikut terlibat
mencari alternatif dari siklus kontinuitas penindasan
yang terjadi dalam setiap revolusi selama ini.
Sifat alami pemerintahan (serta hirarki secara
keseluruhan) meliputi penindasan dan eksploitasi bagi
semua orang- orang didalamnya (atau paling tidak
terkena efeknya). Tidak seperti kontra kultur borjuis
lainnya Punk menolak Komunisme beserta semua tradisi
sayap kiri - pemerintah - demokrasi terlebih lagi
kapitalisme. Reformasi yang dilakukan partai besar
dianggap Punk tidaklah cukup karena amat sangat
bersifat statis (misalnya dengan tetap
mempertahankan perlunya pemerintahan formal).
Reformasi hanya MENYENANGKAN bukan
MEMBEBASKAN orang-orang yang telibat didalamnya.
Meskipun demikian seperti halnya Komunisme, Punk
terlibat dalam berbagai gerakan-gerakan yang
mendukung hak perempuan, kelas pekerja serta sama-
sama membenci masyarakat kapitalis.
Banyak anggota- anggota komunitas Punk terlibat
dalam demonstrasi-demonstrasi yang diorganisasi oleh
Liga Spartakis atau grup-grup Marxis, Leninis,
Trotskys lainnya. Hal ini dikarenakan mereka memiliki
goal-goal yang mirip dalam beberapa isu yang
spesifik. Anarkisme dan siapa saja yang membaca
sejarah sadar akan realitas Komunisme yang telah
melenceng jauh dari goal “ideal” akan sebuah
“negara”, apalagi bila dilihat dari kaca mata Anarkis
yang menolak negara. “Grup-grup komunis yang telah
kehilangan kekuatan membicarakan tentang
kebersamaan dalam satu garis dan menampilkan
Komunisme sebagai kekuatan mulia berperang demi
persamaan dan keadilan menghadapi dominasi Kapitalis.
Tetapi faktanya para partai-partai sayap kiri secara
alamiah bersifat autoritarian. Setiap sistem yang
didalamnya memiliki bagian dari filosofi dominasi satu
manusia oleh manusia lainnya memiliki kemungkinan
untuk menindas.
Kelompok-kelompok komunis tidak akan pernah
memperjuangkan pembebasan massa karena hal
tersebut hanya akan membuat mereka terhambat dalam
upaya untuk memegang kekuasaan. Ketika mereka
memperoleh jalan kearah kekuasaan maka mereka akan
mengadopsi sifat menindas seperti halnya penguasa-
penguasa negara sebelum mereka” (PE #2 Februari
1990 Hal 22, Felix dan Rat, Revolt Against
communism).
Bukti- bukti akan sifat menindas komunisme tidak
hanya mengacu pada keadaan rezim - rezim penindas
komunis yang ada saat ini, karena hal tersebut
sebenarnya telah terjadi sejak pemberotakan Krondstat
tahun 1921, gerakan Anarkis Ukrania tahun 1918 - 21
dan perang sipil spanyol tahun 1936 - 1939 ketika para
Anarkis dihianati dan dihancurkan oleh kekuatan
totalitarian Komunis.
Rezim-rezim Komunis secara substansial tidak berbeda
dengan rezim-rezim yang mereka tumbangkan, paling
tidak dalam satu subjek MENJADI PENGATUR/
PENGUASA sedangkan Anarkis percaya revolusi
bukanlah suatu pergantian yang sederhana (meskipun
mungkin sangat amat berdarah) dari satu pengatur ke
pengatur lainnya_karena Anarkis berarti tanpa
pengatur/penguasa. “kita hidup dizaman dimana
revolusi hanyalah berarti hasil rekayasa kelas
profesional satu organisasi komunis yang
merencanakan untuk menggulingkan sistem kapitalis
dan mencoba menggantinya dengan sistem yang sama
busuknya jika tidak lebih menindas dari yang ada
sekarang” (PE #1 hal 29 ,Band Minnessota Destroy)
Dalam pengertian ini revolusi hanya menjadi lingkaran
setan : satu pemberontakan tanpa orientasi yang
hanya akan menguatkan posisi kelas penguasa baru
yang akan menggantikan posisi penguasa lama.
Komunisme tidak memiliki ketertarikan akan
pembebasan diri dari mental penguasaan yang tidak
bisa lepas dalam segala segi kehidupan kita saat ini :
untuk menghapus kekuatan itu sendiri, hal yang
merupakan ideal para Anarkis__..dan karena hal ini
pula maka Komunisme sama tidak diingkan oleh para
Anarkis sebagaimana Kapitalisme.
Gerakan Punk berasal dari negara-negara yang
memiliki kebijakan-kebijakan demokrasi palsu Kapitalis.
Hal yang membuat Kapitalisme beserta masalah-
masalah yang diciptakannya menjadi target utama
para Punk politis. Kurangnya perumahan yang
menciptaka tuna wisma, klasikisme yang menyebabkan
pemikiran sempit serta eksploitasi ditempat-tempat
kerja merupakan hasil dari sistem yang dibangun atas
dasar kerakusan. Sementara tidak perlu dipungkiri jika
ternyata sistem kapitalisme juga membuat sebagian
orang dapat merasakan kemewahan hidup. Yang
merupakan hasil eksploitasi dari mereka- mereka yang
tidak memiliki kemewahan.
Kepercayaan kuno akan menjadi kaya melalui kerja
keras dan kejujuran adalah mitos paling bodoh yang
pernah dicekokkan ke kepala kita_.karena bila hal
tersebut benar-benar terjadi maka saya sudah amat
sangat kaya saat ini. Dalam masyarakat kapitalis
definisi kesuksesan diartikan dalam pengertian
kemewahan dan komoditas, dimana dengan
menggunakan definisi ini kelas menengah sudah “lebih
dari cukup” akan menolak perubahan radikal, dengan
status kelas menengah mereka sangat ketakutan
menjadi “miskin”..kecenderungannya adalah mereka
yang merasa miskin secara material merasa HARUS
(dan lebih sering lagi) bekerja keras demi memenuhi
kemewahan gaya hidup kelas menengah. Fakta bahwa
orang - orang lebih memilih menjarah peralatan stereo
dan TV daripada makanan dalam kasus - kasus
penjarahan, menunjukkan mereka telah teryakinkan
bahwa hidup yang lebih baik berarti lebih banyak
memiliki barang- barang. Tidak diragukan kemewahan
dan uang pada saat ini membuat hidup menjadi lebih
mudah_tetapi untuk menilai kesuksesan dan kegagalan
hanya dalam term ini memiliki dampak yang amat
berbahaya. Kapitalisme berhubungan dengan model -
model teoritikal yang mengasumsikan tiap - tiap
manusia mencoba untuk MEMAKSIMALKAN
KEUNTUNGAN INDIVIDUALNYA_. “dengan
menggunakan model seluruh mahluk hidup sebagai
contoh mengubah semua hal menjadi komoditi-komoditi
yang dapat dijual dan dibeli”(Maximum Rock n Roll
(MRR) # 98 juli 1991, New World Order).
Hal inilah yang paling jelas dalam lingkungan hancur -
hancuran yang kita hidupi sekarang _.ketika ekonomi
hanya menghitung nilai - nilai produk lingkungan tanpa
menggubris kehilangan - kehilangan yang
diakibatkannya _.hal ini merupakan satu pertanda yang
memastikan bencana bagi generasi manusia berikutnya
(termasuk juga didalamnya hewan dan tumbuhan).
Dalam kasus yang paling ekstrem “pemikiran -
pemikiran mencapai puncaknya ketika manusia saling
berperang _dan hal tersebut menjadi komoditi bagi
manusia lainnya_. membuat membunuh sudah
kehilangan makna “(ibid).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar